PROFIL KABUPATEN JEMBER
Keadaan Geografis
Kabupaten Jember dengan luas 3 293,34 Km terletak pada posisi 6o 27� 9� s/d 7o 14� 33� Bujur Timur dan 7o 59� 6� s/d 8o 33� 56� Lintang Selatan. Berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan, dikelilingi pengungan yang memanjang sepanjang batas utara dan timur serta Samudra Indonesia sepanjang batas selatan dengan pulau Nusabarong yang merupakan pulau satu satunya yang ada di wilayah Kabupaten Jember. Batas batas administrasi Kabupaten Jember adalah disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan sebagian kecil Kabupaten Probolinggo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang.
Curah Hujan
Pada tahun 1999 di Kabupaten Jember mendapatkan curah hujan lebih besar 59.50% dibandingkan tahun 19998, dengan rata-rata 2 346.25 mm/tahun. Kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan rata-rata jumlah hari hujan per tahunnya, yaitu dengan kenaikan 41.98% atau lebih 34 hari/tahun dibandingkan tahun 1998. Kecamatan dengan rata-rata hujan tertinggi adalah Ledokombo yaitu 3 015.96 mm/tahun menggeser kecamatan Sumberjambe pada tahun 1998, sebaliknya kecamatan dengan rata-rata terendah adalah kecamatan Ambulu dengan ketinggian curah hujan rata-rata 1 647 mm/tahun.
Seperti biasanya pengaruh angin Muson, pada bulan-bulan Mei s/d pertengahan Oktober adalah bulan-bulan kering, sedangkan Nopember s/d pertengahan April merupakan bulan-bulan basah.
Pemerintahan
Secara administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 244 desa/kelurahan, 23 diantaranya dengan status kelurahan. Semua desa di Kabupaten jember telah terklasifikasikan menjadi desa swasembada semua tanpa adanya status desa swakarya, dengan katagori 86 desa swadaya II selebihnya adalah katagori swadaya III.
Dari pelaksanaan Pemilihan Umum pada era reformasi di Kabupaten Jember telah diikuti oleh semua peserta pemilu dengan jumlah 48 partai semua ada.
Penduduk
Dari regestrasi penduduk Kabupaten jember pada akhir tahun 1999 tercatat sebanyak 2 106 632 kiwa, dengan sex ratio sebesar 95.16% yang artinya bahwa jumlah penduduk perempuan 4.84% lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki.
Pada tahun 1999 kepadatan penduduk kabupaten Jember rata-rata sebanyak 829.96 jiwa/Km2 ini berati ada kenaikan sebesar 0.82%/Km2, dibanding keadaan tahun 1998.
Kecamatan paling padat penduduknya adalah kecamatan Kaliwates dan disusul kecamatan Sumbersari, masing-masing dengan kepadatan sebesar 3 400.56 dan 2 859.17 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan tempurejo adalah kecamatan paling jarang penduduknya dengan kepadatan rata-rata hanya 288.16 penduduk per Km2 nya. Total luas Kabupaten jember adalah 2 538.24 Km2. Dari total penduduk Jember tersebut diatas 706 jiwa diantaranya adalah warga negara asing, yang tersebar ke 12 kecamatan di Kabupaten Jember.
Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten jember masih didominasi sektor pertanian yaitu sebesar 46.92% dari seluruh tenaga kerja di Jember.
Menurut catatan departemen Tenaga Kerja Kabupaten jember jumlah pencari kerja di jember sebanyak 5 529 orang, ini berarti mengalami penurunan yang tajam bila dibandingkan tahun 1998 yaitu sebanyak 51.37 % dari 11 369 orang pencari kerja di tahun sebelumnya. Hal ini barangkali telah terciptanya lapangan kerja sektor informal.
Sosial Budaya
Selain menjadi pusat perdagangan di kawasan karesidenan Besuki, Jember tercatat juga sebagai kota pendidikan, hal ni karena didukung dengan tumbuh suburnya lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Kabupaten Jember.
Kebijakan pembangunan di bidang seni dan budaya Jember dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat perkembangan tumbuhnya perkumpulan kesenian di berbagai jenis yang ada di Jember. Pada tahun 1997tercatat sebanyak 120 meningkat menjadi 169 perkumpulan di tahun 1998, sedang pada akhir 1999 menimngkat lagi menjadi 225 organisasi perkumpulan kesenian.
Pembangunan di bidang kesehatan prioritas utama dalam penanganannya, hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Jember yang melayani program jaring pengaman sosial di bidang kesehatan (JPS BK) yang marak diseluruh sarana-sarana kesehatan yang tersebar di wilayah pelosok Kabupaten Jember.
Pertanian
Pembangunan pertanian mengalami peningkatan yang sangat berarti, khususnya sub sektor tanaman pangan, walaupun mengalami penurunan lahan panen sebesar 0,08 % namun ada peningkatan produksi produksi padi sebesar 9,18 % dibandingkan tahun 1998. Hal ini berarti ada peningkatan produktivitas sebesar 9,28 % dimana pada tahun 1998 produktivitas padi sebesar 47,83 Kw/Ha menjadi 52,27 Kw/Ha pada tahun 1999.
Untuk Komoditi Jagung, Kabupaten jember mengalami kenaikan sebesar 18,43 % dari tahun 1998, walaupun luas panen mengalamim penurunan sebesar 15,51% namun produktivitas naik sangat tajam sebesar 40,18% dari 33,05 Kw/Ha pada tahun 1998 menjadi 46,33 Kw/Ha di Tahun 1999, sehingga secara total produksi jagung di Kabupaten Jember mengalami kenaikan yang fantastis.
Demikian juga pada komoditi kedelai, lahan panen pada tahun ini meningkat sebesar 35,43%, produktivitas juga naik sebesar 2,98% dari 11,42 Kw/Ha pada tahun 1998 menjadi 11,76 Kw/Ha sehingga produksi total kedelai secara keseluruhan meningkat sebesr 39,53 % dari 28.137 ton di tahun 1998 menjadi 39.259 ton di tahun 1999.
Sedangkan untuk subsektor tanaman perkebunan dan kehutanan mengalami kenaikan yang sangat variatif, kecuali komoditi kelapa, kapuk randu dan pinang mengalami penurunan produksi. Pada tahun 1999 untuk komoditi peternakan di kabupaten Jember mengalami penurunan produksi, hal ini dapat dilihat dari indikator jumlah sapi potong dan kambing/domba yang dipotong pada tahun 1999 mengalami penurunan masing-masing sebesar 22,36 dan 3,04% dibanding pada tahun 1998. Dibanding pada tahun 1998 sub sektor perikanan mengalami kenaikan produksi, baik budidaya perikanan darat maupun penangkapan ikan laut pada tahun 1999 secara variatif.
Industri
Sektor industri di Kabupaten Jember tahun 1999 tercatat sebanyak 35 industri besar dan 98 industri sedang. Hal ini tidak banyak mengalami banyak perubahan. Perlu diketahui bahwa konsep dari industri memang sedikit agak berbeda bila dibandingkan dengan konsep pada umumnya. Pada data yang dikumpulkan dengan konsep industri dititik beratkan pada jumlah tenaga kerja yang terlibat bukan pada modalnya.
Lain lagi sektor air bersih dan listrik, dengan pertumbuhan penduduk yang selalu bertambah dan pertumbuhan ekonomi, maka sektor air bersih dan listrik harus juga mendukung, mengingat sektor ini sangat vital kegunaannya.
Air bersih yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jember pada tahun 1999 untuk katagori jenis pelanggan rumah tangga mengalami kenaikan yang sangat fantastis yakni sebesar 1 212.47%, bila dibanding tahun 1998 sebanyak 283 367 M3 menjadi 3 435 744 M3 di tahun 1999. Hal ini merupakan prestasi dan sekaligus tantangan bagi lembaga PDAM untuk selalu menyiapkan sumber daya air yang selalu meningkat.
Untuk kebutuhan listrik yang disediakan Perusahaan Listril Negara Kabupaten Jember, tahun 1999 mengalami kenaikan sebesar 14.08% dari tahun 1998 listrik yang dibangkitkan sebesar 268 208 778 KWh menjadi 305 965 346 KWh pada tahun 1999.
Perdagangan
Dalam era krisis ekonomi yang berkepanjangan, Kabupaten Jember tidak dapat lepas dari dampak yang menggilas tersebut. Pada tahun 1998 total nilai ekspor Kabupaten Jember dari berbagai jenis komoditi mencapai nilai sebesar 103 717 184.8 U$ ruurun pada tahun 1998 menjadi sebesar 65 598 062.3 U$, ini berarti nilai ekspor total Kabupaten Jember mengalami penurunan sebesar 36.6%.
Jenis komoditi ekspor andalan Jember adalah jenis karet, kopi, coklat, tembakau, vanilli, batu piring, kedelai sayur dan furniture.
Perkembangan inflasi di Kabupaten Jember tahun 1999 mengalami penurunan tahun sebelumnya . Dimana inflasi tahun 1998 sebesar 64.30% turun menjadi 3.30% pada tahun 1999. Inflasi tertinggi pada bulan Januari disusul bulan Desember masing-masing sebesar 4.26% dan 2.51%, sedangkan inflasi terendah pada bulan Juli 1999 yaitu sebesar minus 2.04% (deflasi). Penyebab tingginya inflasi pada bulan-bulan tersebut dikarenakan ada moment Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal, dimana moment tersebut kebutuhan masyarakat meningkat sehingga barang dan jasa juga meningkat pula.
Perhubungan
Jalan merupakan prasarana perhubungan yang sangat vital. Dari data yang ada panjang jalan di Kabupaten jember sepanjang 1 527.732 Km, yang dirinci menurut jenisnya menjadi 63% aspal, 0.03% kerikil selebihnya sebesar 34% masih dari tanah dimana kondidinya lebih baik 46%, sedang 12% rusak ringan, 8% rusak berat sebesar 34.33%.
Sarana angkutan kerata api adalah sarana transportasi yang murah dan aman bagi golongan menenagah kebawah. Walaupun pada tahun 1998 mengalami penurunan sebesar 1.96%, namun pada tahun 1999 ini mengalami peningkatan yang sangat berarti. Dari dara yang dihimpun dari seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Jember, jumlah penumpang yang datang menaglami kenaikan sebesar 22.10% pada tahun 1999 ini. Dimana pada tahun 1998 jumlah penumpang yang datang sebanyak 672 667 penumpang, naik menjadi 821 319 penumpang, sedangkan jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Kabupaten Jember pada tahun 1998 sebanyak 670 964 penumpang, naik menjadi 864 456 penumpang pada tahun 1999, atau ada kenaikan sebesar 28.84%. Hal ini disebabkan bahwa pilihan masyarakat akan transportasi jatuh pada sarana kereta api, karena kenaikan ongkos jasa transportasi yang disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, tidak terlalu berdampak pada sarana transportasi kereta api.
Perkembangan di bidang sarana telpon di Kabupaten ada kemajuan yang sangat significant, mengingat sarana telpon adalah sarana utama di era globalisasi informasi saat ini. Kemajuan sarana dan prasarana instrumen elektronik di Kabupaten Jember ini dapat dilihat dari perkembangan dari tahun 1998, jumlah sarana Wartel/Kiospon/TUT sebanyak 643 buah meningkat menjadi sebanyak 1 245 buah pada tahun 1999, atau meningkat sebesar 93.62%. Kalau kita lihat dari data jumlah pelanggan telpon menurut jenisnya pada tahun 1998 sebanyak 32 883 pelanggan naik menjadi 36 002 pelanggan pada tahun 1999, atau naik sebesar 9.49%. Sedangkan kalau kita bandingkan dari data banyaknya satuan sambungan telpon terpasang di Kabupaten jember pada tahun 1998 sebanyak 35 515 sambungan, naik pada tahun 1999 menjadi 8 782 sambungan telpon terpasang, ini berarti ada kenaikan sebesar 9.20%.
Badai krisis ekonomi dan krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1997, ternyata terimbas pada sektor perhotelan di Kabupaten jember pada tahun 1999 ini. Hal ini dapat dilihat dari terpengaruhnya perkembangan sektor perhotelan di Kabupaten jember. Pada tahun 1998 jumlah tamu yang menginap di hotel berbagai klasifikasi sebanyak 146 929, turun menjadi 86 857 orang pada tahun 1999, hal ini berarti mengalami penurunan sebesar 40.86%. Bias dari krisis ekonomi dan krisis moneter yang melanda sektor perhotelan di Kabupaten Jember memang merupakan cobaan dan sekaligus tantangan bagi pengusaha hotel untuk selalu meningkatkan pengelolaan dan pelayanannya.
Keuangan
Indikator pembangunan sektor keuangan di Kabupaten jember dapat dilihat dari jumlah dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan yang ada di Kabupaten Jember, baik yang berupa giro, deposito maupun tabungan. Menurut data yang ada pada Bank Indonesia wilayah Jember, jumlah dana yang dihimpun lembaga keuangan yang ada di Kabupaten Jember posisi bulan Desember pada masing-masing tahun 1998 dan 1999 adalah sebagai berikut :
Namun secara global, sektor keuangan di Kabupaten Jember dari nominal mengalami kenaikan yang sangat berarti dimana pada tahun 1998 posisi Desember sebesar 1 233 734 juta naik menjadi 1 352 847 juta pada posisi yang sama di tahun 1999. Hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 9.65%.
PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Secara riil pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember dilihat dari penghitungan Produk Domestik Regional Bruto, mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya, setelah didera badai krisis yang berkepanjangan. Pada tahun 1998 Kabupaten Jember mengalami pertumbuhan ekonomi yang memprihatinkan, yaitu sebesar 7.58% dengan tingkat inflasi sebesar 62.48%. Namun pada tahun 1999 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pulih kembali, yaitu dengan tumbuh sebesar 1.89% dengan taraf inflasi sebesar 3.11%. Secara sektoral, konstribusi terbesar dalam pembentukan PDRB masih didominasi sektor pertanian yaitu sebesar 50.32% dengan pertumbuhan riil sebesar 4.02% dan tingkat inflasi sebesar 1.25%, kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 16.55% yang tumbuh sebesar 2.32% dan tingkat inflasi di sektor ini sebesar 5.87%. pertumbuhan tertinggi ada pada subsektor listrik sebesar 15.27% dan terendah pada subsektor perbankan yaitu sebesar minus 34.49%.
Kalau kita cermati Pendapatan Regional per kapitanya, pada tahun 1998 mengalami kenaikan sebesar 47.49% dengan nominalnya tahun 1997 sebesar 1 302 110 rupiah menjadi sebesar 1 920 440 rupiah pada tahun 1998, dan pada tahun 1999 naik sebesar 4.24% dengan nominal sebesar 2 001 820 rupiah per kapitanya. Penurunan angka pertumbuhan pendapatan perkapita ini, bukan berarti penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan akan barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat, karena tingkat inflasi pada tahun 1998 sebesar 62.48%, sedangkan pada tahun 1999 hanya sebesar 3.11%.
(sumber: Pemda Jember On-line)
DATA LAIN :
Kabupaten Jember dengan luas 3 293,34 Km terletak pada posisi 6o 27� 9� s/d 7o 14� 33� Bujur Timur dan 7o 59� 6� s/d 8o 33� 56� Lintang Selatan. Berbentuk dataran ngarai yang subur pada bagian tengah dan selatan, dikelilingi pengungan yang memanjang sepanjang batas utara dan timur serta Samudra Indonesia sepanjang batas selatan dengan pulau Nusabarong yang merupakan pulau satu satunya yang ada di wilayah Kabupaten Jember. Batas batas administrasi Kabupaten Jember adalah disebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan sebagian kecil Kabupaten Probolinggo, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Lumajang.
Curah Hujan
Pada tahun 1999 di Kabupaten Jember mendapatkan curah hujan lebih besar 59.50% dibandingkan tahun 19998, dengan rata-rata 2 346.25 mm/tahun. Kenaikan ini disebabkan adanya kenaikan rata-rata jumlah hari hujan per tahunnya, yaitu dengan kenaikan 41.98% atau lebih 34 hari/tahun dibandingkan tahun 1998. Kecamatan dengan rata-rata hujan tertinggi adalah Ledokombo yaitu 3 015.96 mm/tahun menggeser kecamatan Sumberjambe pada tahun 1998, sebaliknya kecamatan dengan rata-rata terendah adalah kecamatan Ambulu dengan ketinggian curah hujan rata-rata 1 647 mm/tahun.
Seperti biasanya pengaruh angin Muson, pada bulan-bulan Mei s/d pertengahan Oktober adalah bulan-bulan kering, sedangkan Nopember s/d pertengahan April merupakan bulan-bulan basah.
Pemerintahan
Secara administratif Kabupaten Jember terbagi menjadi 31 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 244 desa/kelurahan, 23 diantaranya dengan status kelurahan. Semua desa di Kabupaten jember telah terklasifikasikan menjadi desa swasembada semua tanpa adanya status desa swakarya, dengan katagori 86 desa swadaya II selebihnya adalah katagori swadaya III.
Dari pelaksanaan Pemilihan Umum pada era reformasi di Kabupaten Jember telah diikuti oleh semua peserta pemilu dengan jumlah 48 partai semua ada.
Penduduk
Dari regestrasi penduduk Kabupaten jember pada akhir tahun 1999 tercatat sebanyak 2 106 632 kiwa, dengan sex ratio sebesar 95.16% yang artinya bahwa jumlah penduduk perempuan 4.84% lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki.
Pada tahun 1999 kepadatan penduduk kabupaten Jember rata-rata sebanyak 829.96 jiwa/Km2 ini berati ada kenaikan sebesar 0.82%/Km2, dibanding keadaan tahun 1998.
Kecamatan paling padat penduduknya adalah kecamatan Kaliwates dan disusul kecamatan Sumbersari, masing-masing dengan kepadatan sebesar 3 400.56 dan 2 859.17 jiwa/Km2, sedangkan kecamatan tempurejo adalah kecamatan paling jarang penduduknya dengan kepadatan rata-rata hanya 288.16 penduduk per Km2 nya. Total luas Kabupaten jember adalah 2 538.24 Km2. Dari total penduduk Jember tersebut diatas 706 jiwa diantaranya adalah warga negara asing, yang tersebar ke 12 kecamatan di Kabupaten Jember.
Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten jember masih didominasi sektor pertanian yaitu sebesar 46.92% dari seluruh tenaga kerja di Jember.
Menurut catatan departemen Tenaga Kerja Kabupaten jember jumlah pencari kerja di jember sebanyak 5 529 orang, ini berarti mengalami penurunan yang tajam bila dibandingkan tahun 1998 yaitu sebanyak 51.37 % dari 11 369 orang pencari kerja di tahun sebelumnya. Hal ini barangkali telah terciptanya lapangan kerja sektor informal.
Sosial Budaya
Selain menjadi pusat perdagangan di kawasan karesidenan Besuki, Jember tercatat juga sebagai kota pendidikan, hal ni karena didukung dengan tumbuh suburnya lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Kabupaten Jember.
Kebijakan pembangunan di bidang seni dan budaya Jember dapat dikatakan berhasil, hal ini dapat dilihat perkembangan tumbuhnya perkumpulan kesenian di berbagai jenis yang ada di Jember. Pada tahun 1997tercatat sebanyak 120 meningkat menjadi 169 perkumpulan di tahun 1998, sedang pada akhir 1999 menimngkat lagi menjadi 225 organisasi perkumpulan kesenian.
Pembangunan di bidang kesehatan prioritas utama dalam penanganannya, hal ini dapat dilihat dari jumlah sarana dan fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Jember yang melayani program jaring pengaman sosial di bidang kesehatan (JPS BK) yang marak diseluruh sarana-sarana kesehatan yang tersebar di wilayah pelosok Kabupaten Jember.
Pertanian
Pembangunan pertanian mengalami peningkatan yang sangat berarti, khususnya sub sektor tanaman pangan, walaupun mengalami penurunan lahan panen sebesar 0,08 % namun ada peningkatan produksi produksi padi sebesar 9,18 % dibandingkan tahun 1998. Hal ini berarti ada peningkatan produktivitas sebesar 9,28 % dimana pada tahun 1998 produktivitas padi sebesar 47,83 Kw/Ha menjadi 52,27 Kw/Ha pada tahun 1999.
Untuk Komoditi Jagung, Kabupaten jember mengalami kenaikan sebesar 18,43 % dari tahun 1998, walaupun luas panen mengalamim penurunan sebesar 15,51% namun produktivitas naik sangat tajam sebesar 40,18% dari 33,05 Kw/Ha pada tahun 1998 menjadi 46,33 Kw/Ha di Tahun 1999, sehingga secara total produksi jagung di Kabupaten Jember mengalami kenaikan yang fantastis.
Demikian juga pada komoditi kedelai, lahan panen pada tahun ini meningkat sebesar 35,43%, produktivitas juga naik sebesar 2,98% dari 11,42 Kw/Ha pada tahun 1998 menjadi 11,76 Kw/Ha sehingga produksi total kedelai secara keseluruhan meningkat sebesr 39,53 % dari 28.137 ton di tahun 1998 menjadi 39.259 ton di tahun 1999.
Sedangkan untuk subsektor tanaman perkebunan dan kehutanan mengalami kenaikan yang sangat variatif, kecuali komoditi kelapa, kapuk randu dan pinang mengalami penurunan produksi. Pada tahun 1999 untuk komoditi peternakan di kabupaten Jember mengalami penurunan produksi, hal ini dapat dilihat dari indikator jumlah sapi potong dan kambing/domba yang dipotong pada tahun 1999 mengalami penurunan masing-masing sebesar 22,36 dan 3,04% dibanding pada tahun 1998. Dibanding pada tahun 1998 sub sektor perikanan mengalami kenaikan produksi, baik budidaya perikanan darat maupun penangkapan ikan laut pada tahun 1999 secara variatif.
Industri
Sektor industri di Kabupaten Jember tahun 1999 tercatat sebanyak 35 industri besar dan 98 industri sedang. Hal ini tidak banyak mengalami banyak perubahan. Perlu diketahui bahwa konsep dari industri memang sedikit agak berbeda bila dibandingkan dengan konsep pada umumnya. Pada data yang dikumpulkan dengan konsep industri dititik beratkan pada jumlah tenaga kerja yang terlibat bukan pada modalnya.
Lain lagi sektor air bersih dan listrik, dengan pertumbuhan penduduk yang selalu bertambah dan pertumbuhan ekonomi, maka sektor air bersih dan listrik harus juga mendukung, mengingat sektor ini sangat vital kegunaannya.
Air bersih yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Jember pada tahun 1999 untuk katagori jenis pelanggan rumah tangga mengalami kenaikan yang sangat fantastis yakni sebesar 1 212.47%, bila dibanding tahun 1998 sebanyak 283 367 M3 menjadi 3 435 744 M3 di tahun 1999. Hal ini merupakan prestasi dan sekaligus tantangan bagi lembaga PDAM untuk selalu menyiapkan sumber daya air yang selalu meningkat.
Untuk kebutuhan listrik yang disediakan Perusahaan Listril Negara Kabupaten Jember, tahun 1999 mengalami kenaikan sebesar 14.08% dari tahun 1998 listrik yang dibangkitkan sebesar 268 208 778 KWh menjadi 305 965 346 KWh pada tahun 1999.
Perdagangan
Dalam era krisis ekonomi yang berkepanjangan, Kabupaten Jember tidak dapat lepas dari dampak yang menggilas tersebut. Pada tahun 1998 total nilai ekspor Kabupaten Jember dari berbagai jenis komoditi mencapai nilai sebesar 103 717 184.8 U$ ruurun pada tahun 1998 menjadi sebesar 65 598 062.3 U$, ini berarti nilai ekspor total Kabupaten Jember mengalami penurunan sebesar 36.6%.
Jenis komoditi ekspor andalan Jember adalah jenis karet, kopi, coklat, tembakau, vanilli, batu piring, kedelai sayur dan furniture.
Perkembangan inflasi di Kabupaten Jember tahun 1999 mengalami penurunan tahun sebelumnya . Dimana inflasi tahun 1998 sebesar 64.30% turun menjadi 3.30% pada tahun 1999. Inflasi tertinggi pada bulan Januari disusul bulan Desember masing-masing sebesar 4.26% dan 2.51%, sedangkan inflasi terendah pada bulan Juli 1999 yaitu sebesar minus 2.04% (deflasi). Penyebab tingginya inflasi pada bulan-bulan tersebut dikarenakan ada moment Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Natal, dimana moment tersebut kebutuhan masyarakat meningkat sehingga barang dan jasa juga meningkat pula.
Perhubungan
Jalan merupakan prasarana perhubungan yang sangat vital. Dari data yang ada panjang jalan di Kabupaten jember sepanjang 1 527.732 Km, yang dirinci menurut jenisnya menjadi 63% aspal, 0.03% kerikil selebihnya sebesar 34% masih dari tanah dimana kondidinya lebih baik 46%, sedang 12% rusak ringan, 8% rusak berat sebesar 34.33%.
Sarana angkutan kerata api adalah sarana transportasi yang murah dan aman bagi golongan menenagah kebawah. Walaupun pada tahun 1998 mengalami penurunan sebesar 1.96%, namun pada tahun 1999 ini mengalami peningkatan yang sangat berarti. Dari dara yang dihimpun dari seluruh stasiun yang ada di Kabupaten Jember, jumlah penumpang yang datang menaglami kenaikan sebesar 22.10% pada tahun 1999 ini. Dimana pada tahun 1998 jumlah penumpang yang datang sebanyak 672 667 penumpang, naik menjadi 821 319 penumpang, sedangkan jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Kabupaten Jember pada tahun 1998 sebanyak 670 964 penumpang, naik menjadi 864 456 penumpang pada tahun 1999, atau ada kenaikan sebesar 28.84%. Hal ini disebabkan bahwa pilihan masyarakat akan transportasi jatuh pada sarana kereta api, karena kenaikan ongkos jasa transportasi yang disebabkan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak, tidak terlalu berdampak pada sarana transportasi kereta api.
Perkembangan di bidang sarana telpon di Kabupaten ada kemajuan yang sangat significant, mengingat sarana telpon adalah sarana utama di era globalisasi informasi saat ini. Kemajuan sarana dan prasarana instrumen elektronik di Kabupaten Jember ini dapat dilihat dari perkembangan dari tahun 1998, jumlah sarana Wartel/Kiospon/TUT sebanyak 643 buah meningkat menjadi sebanyak 1 245 buah pada tahun 1999, atau meningkat sebesar 93.62%. Kalau kita lihat dari data jumlah pelanggan telpon menurut jenisnya pada tahun 1998 sebanyak 32 883 pelanggan naik menjadi 36 002 pelanggan pada tahun 1999, atau naik sebesar 9.49%. Sedangkan kalau kita bandingkan dari data banyaknya satuan sambungan telpon terpasang di Kabupaten jember pada tahun 1998 sebanyak 35 515 sambungan, naik pada tahun 1999 menjadi 8 782 sambungan telpon terpasang, ini berarti ada kenaikan sebesar 9.20%.
Badai krisis ekonomi dan krisis moneter yang melanda bangsa Indonesia sejak tahun 1997, ternyata terimbas pada sektor perhotelan di Kabupaten jember pada tahun 1999 ini. Hal ini dapat dilihat dari terpengaruhnya perkembangan sektor perhotelan di Kabupaten jember. Pada tahun 1998 jumlah tamu yang menginap di hotel berbagai klasifikasi sebanyak 146 929, turun menjadi 86 857 orang pada tahun 1999, hal ini berarti mengalami penurunan sebesar 40.86%. Bias dari krisis ekonomi dan krisis moneter yang melanda sektor perhotelan di Kabupaten Jember memang merupakan cobaan dan sekaligus tantangan bagi pengusaha hotel untuk selalu meningkatkan pengelolaan dan pelayanannya.
Keuangan
Indikator pembangunan sektor keuangan di Kabupaten jember dapat dilihat dari jumlah dana yang dihimpun oleh lembaga keuangan yang ada di Kabupaten Jember, baik yang berupa giro, deposito maupun tabungan. Menurut data yang ada pada Bank Indonesia wilayah Jember, jumlah dana yang dihimpun lembaga keuangan yang ada di Kabupaten Jember posisi bulan Desember pada masing-masing tahun 1998 dan 1999 adalah sebagai berikut :
- GIRO, mengalami kenaikan sebesar 26.01% dari sebesar 120 324 juta di tahun 1998 menjadi 151 625 juta pada tahun 1999.
- DEPOSITO, mengalami penurunan sebesar 25.36% dari sebesar 803 776 juta di tahun 1998 menjadi 599 992 juta pada tahun 1999. Hal ini dikarenakan turunnya suku bunga bank, sehingga pada deposan menarik depositonya.
- TABUNGAN, mengalami kenaikan sebesar 94.20% dari sebasar 309 634 juta pada tahun 1998 naik menjadi 601 300 juta di tahun 1999.
Namun secara global, sektor keuangan di Kabupaten Jember dari nominal mengalami kenaikan yang sangat berarti dimana pada tahun 1998 posisi Desember sebesar 1 233 734 juta naik menjadi 1 352 847 juta pada posisi yang sama di tahun 1999. Hal ini berarti mengalami kenaikan sebesar 9.65%.
PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Secara riil pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Jember dilihat dari penghitungan Produk Domestik Regional Bruto, mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitannya, setelah didera badai krisis yang berkepanjangan. Pada tahun 1998 Kabupaten Jember mengalami pertumbuhan ekonomi yang memprihatinkan, yaitu sebesar 7.58% dengan tingkat inflasi sebesar 62.48%. Namun pada tahun 1999 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jember sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pulih kembali, yaitu dengan tumbuh sebesar 1.89% dengan taraf inflasi sebesar 3.11%. Secara sektoral, konstribusi terbesar dalam pembentukan PDRB masih didominasi sektor pertanian yaitu sebesar 50.32% dengan pertumbuhan riil sebesar 4.02% dan tingkat inflasi sebesar 1.25%, kemudian disusul sektor perdagangan sebesar 16.55% yang tumbuh sebesar 2.32% dan tingkat inflasi di sektor ini sebesar 5.87%. pertumbuhan tertinggi ada pada subsektor listrik sebesar 15.27% dan terendah pada subsektor perbankan yaitu sebesar minus 34.49%.
Kalau kita cermati Pendapatan Regional per kapitanya, pada tahun 1998 mengalami kenaikan sebesar 47.49% dengan nominalnya tahun 1997 sebesar 1 302 110 rupiah menjadi sebesar 1 920 440 rupiah pada tahun 1998, dan pada tahun 1999 naik sebesar 4.24% dengan nominal sebesar 2 001 820 rupiah per kapitanya. Penurunan angka pertumbuhan pendapatan perkapita ini, bukan berarti penurunan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan akan barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat, karena tingkat inflasi pada tahun 1998 sebesar 62.48%, sedangkan pada tahun 1999 hanya sebesar 3.11%.
(sumber: Pemda Jember On-line)
DATA LAIN :
0 Comments:
Post a Comment
<< Home