Pengelolaan kawasan bantaran sungai untuk
mengurangi risiko bencana di Jember
ALIANSI MASYARAKAT PEDULI BENCANA (AMPB) JEMBER
Jl. Mujaer No. 1 Sukorambi, Jember
Telp.: 0331 - 427213, Fax: 0331 486589
Email : senoaji@cbn.net.id, Blog:
http://bencana-jember.blogspot.com/
No. : 01/AMPB/II/06
Lamp. : -
Hal : Pengelolaan kawasan bantaran sungai
untuk mengurangi risiko bencana di Jember
Jember, 22 Februari 2006
Kepada :
Yth. Ketua Satlak PBP Kab. Jember
di -
Jember
Dengan hormat,
Bencana banjir bandang dan longsor telah terjadi di Jember pada tanggal 30 Desember 2005 dan 1 Januari 2006. Longsoran tanah bercampur air hujan menerjang dan membawa balok-balok kayu dan tunggul kayu dari perkebunan sehingga menjadi banjir bandang, air lumpur bercampur bongkahan batu besar dan balok kayu di sepanjang daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Argopuro yaitu Kali Putih, sungai Krenceng, sungai Dinoyo, sungai Pakis, sungai Jompo dan sungai Bondoyudo. Sungai-sungai itu bertemu menjadi sungai Bedadung yang melintasi kota Jember. Banjir bandang menerjang desa-desa di sepanjang daerah aliran sungai tersebut, sehingga berjatuhan korban manusia dan harta benda.
Oleh karena kerusakan hutan dan lahan di Pegunungan Argopuro serta tingginya tingkat curah hujan pada musim penghujan ini, maka di sepanjang daerah aliran sungai tersebut di atas masih tetap menjadi ancaman bencana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai itu. Potensi bencana susulan tetap menjadi risiko utama bila tidak ada suatu mekanisme peringatan dini terhadap datangnya bencana dan upaya-upaya penanggulangan bencana yang komprehensif dan melibatkan banyak elemen di masyarakat luas.
Masyarakat di Dusun Gaplek, Desa Suci, Kecamatan Panti menganggap bahwa bantaran sungai Putih masih berisiko besar bagi keselamatan jiwa dan harta masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya usaha dari pemerintah (Satlak, Pemkab) untuk memperbaiki bantaran sungai Putih di Dusun Gaplek agar risiko bencana susulan dapat dikurangi sekecil mungkin. Maka dari itu, masyarakat Dusun Gaplek bersama-sama beberapa orang yang peduli akan hal ini berupaya untuk menghubungi Komandan Zipur Malang guna memanfaatkan bego (
hexavator) yang sedang menganggur. Bego itu semula digunakan untuk memperbaiki dan mengarahkan aliran sungai Putih di bekas pasar Bunot yang rata dengan tanah akibat bencana.
Setelah diizinkan oleh Komandan Zipur Malang, bego tersebut dapat digunakan untuk mengeruk, memperbaiki dan mengarahkan aliran sungai Putih dengan gratis. Masyarakat Gaplek hanya membiayai bahan bakar bego, memperhatikan kesejahteraan sopir bego dan menjaga keamanan peralatan berat itu.
Biaya operasional bego dibiayai oleh para donatur yang peduli dengan kondisi masyarakat yang terancam bahaya bencana banjir susulan, antara lain donatur dari Gereja Katholik St. Yosef. Dalam sehari bego ini menghabiskan 200 liter solar, bila harga solar satu liternya adalah Rp 4.300,-; maka biaya total operasi bego di Gaplek ini selama 7 (tujuh) hari menghabiskan dana lebih dari Rp 6.000.000,-
Pada tanggal 20 Februari 2006 bego tersebut ditarik oleh DanZipur Malang, karena pihak Satlak/Pemkab cuek dan tidak memberi respon terhadap upaya-upaya swadaya masyarakat ini. Berdasar informasi dari masyarakat Gaplek yang setiap hari bertemu dengan DanZipur Malang, penarikan bego ini disebabkan DanZipur kecewa berat dengan sikap Satlak PBP Kab. Jember yang tidak tanggap terhadap keswadayaan masyarakat dan rendahnya kepekaan mereka terhadap adanya risiko besar ancaman bencana susulan.
Pada tanggal 20 Februari 2006 sore hari dan malam terjadi hujan deras di pegunungan Argopuro bagian selatan. Tinggi permukaan air (TMA) sungai Putih dengan cepat naik, sebagai akibatnya adalah masyarakat di pinggiran sungai Putih sudah mulai mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Upaya-upaya swadaya masyarakat untuk memperbaiki aliran dan membuat plengsengan di sungai Putih di daerah Dusun Gaplek ternyata membawa manfaat besar. Hal ini dibuktikan ketika TMA sungai Putih naik dengan cepat, air tidak sampai melewati plengsengan di bagian barat sungai dan rumah-rumah penduduk yang ada di sebelah barat sungai tetap aman.
Hujan lebat yang terjadi pada tanggal 21 Februari 2006 siang hari di pegunungan Argopuro menjadi sedikit berbeda bagi daerah Gaplek dan Kepiring di Desa Suci. TMA air hampir melewati plengsengan yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat Gaplek. Bila TMA naik beberapa sentimeter saja, maka air akan masuk ke halaman dan rumah-rumah penduduk di Gaplek Suci bagian barat. Selain itu di Dusun Kepiring massa air semakin tinggi dan meluap yang menggenangi daerah Kepiring. Masyarakat di daerah itu tentu saja menjadi sangat ketakutan dan mengungsi ke tempat-tempat yang aman. Bahkan masyarakat Dusun Kpeirng bersedia dan siap untuk mengumpulkan dana sendiri guna membiayai bego untuk memperbaiki aliran sungai dan membuat tanggul/plengsengan.
Walau bagaimanapun, selama bantaran sungai tidak ditangani dengan baik maka risiko terjadinya bencana susulan akan tetap besar dan mengacam perikehidupan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, Aliansi Masyarakat Peduli Bencana (AMPB) Jember mendesak Ketua Satlak PBP Kab. Jember untuk segera :
- Terus melakukan upaya-upaya untuk mengeruk, memperbaiki dan mengarahkan aliran sungai guna mengurangi timbulnya bahaya bencana yang datang bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai tersebut. Biaya dan tanggung jawab untuk kerja-kerja ini merupakan tugas penuh dari Satlak PBP Kab. Jember.
- Memperjelas konsep dan sikap serta tindakan dalam hal pengelolaan kawasan bantaran sungai dari hulu sungai di Pegunungan Argopuro hingga hilir di daerah pantai Samudra Hindia, sehingga risiko bencana bagi masyarakat sekitar bantaran sungai dapat dikurangi seminimal mungkin.
- Memperjelas konsep dan sikap serta tindakan dalam hal mekanisme peringatan bahaya dini (early warning system) terhadap datangnya bahaya bencana.
Demikianlah disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.
Jember, 22 Februari 2006
Hormat kami,
Aliansi Masyarakat Peduli Bencana (AMPB) Jember
(
Nur Hasan)
Koordinator AMPB Jember
Untuk komunikasi lebih lanjut menghubungi :
- Syaifur Rohman (0812 - 4987947)
- Andi Sungkono (0815 - 5928159, 0331 - 7764844)
- B. Catur Nusantara (0813 - 36607872)
- Nur Hasan (0813 - 36716752)
Tembusan :
- Bupati Jember
- Ketua Pansus Bencana DPRD Jember
- Komandan Zipur Malang
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
- Kepala Dinas Pengairan
- Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan
- Kimpraswil Jember
- Camat Panti
- Media massa cetak
- Media massa elektronik
Aliansi Masyarakat Peduli Bencana (AMPB) Jember
BAL, HAMIM, IMPA Akasia, Kappala Jember, KIH Jember, PAHAD, Pelangi Nusantara, Veteran Pecinta Alam Jember, WALHI Jatim, YPK