Saturday, January 07, 2006

[Jember] Update info 06/01/06: Warga Dusun Delima

Kawan-kawan,

Hari ini begitu banyak peristiwa terjadi di Jember, tapi kenyataannya begitu sedikit hal-hal yang dapat saya ceritakan di sini. Sepanjang hari radio terus menyiarkan tentang kunjungan SBY dan teamnya ke lokasi bencana banjir bandang dan longsor. Dampak kedatangan SBY dan team adalah lokasi bencana dan sekitarnya menjadi "steril", banyak kawan yang terlibat di lapangan mengeluhkan hal ini. OK, tidak usah berpanjang-panjang membahas tentang SBY, sekarang langsung saja berbagi informasinya mengenai perkembangan penanggulangan bencana banjir bandang dan longsor di Jember.


1. Data Korban

Sampai dengan tanggal 6 Januari 2006 jam 22.00, jumlah korban tewas adalah sbb (berdasar data dari sumber yang berbeda) :
# Data Infokom Jember : 77 orang tewas
# Data Koramil Panti : 87 orang tewas
# Data Satkorlak Jember : 77 orang tewas
# Data Tim SAR OPA Jember : 119 orang tewas


2. Data Pengungsi

Data pengungsi sbb (berdasar sumber yang berbeda) :
# Polsek Panti : 7.605 orang
# Koramil Panti : 10.530 orang
# Satlak Rambipuji : 7.605 orang
# Data kompilasi Hamim : 15.188 orang

Data mengenai pengungsi ini akan terus bertambah bila para pengungsi di daerah Jember bagian selatan juga dihitung. Data pengungsi di atas belum tentu valid, karena tidak ada check and re-check betul-betul di lapangan. Untuk melakukan check and re-check di lapangan akan sangat membutuhkan sumber daya yang banyak dan upaya yang cukup besar.


3. Data Kerusakan

Data kerusakan harta-benda berdasarkan data dari Koramil Panti, al:

No Lokasi Jumlah Matrial
(1) Suci 62 Rumah
(2) Kemiri 100 Rumah
(3) Pakis 5 Rumah
(4) Glagahwero Jembatan jebol
(5) Pakis Jembatan jebol
(6) Pakis Dam Air
(7) Pakis 37 Kambing
(8) Dsn Gaplek-Suci 28 Rumah
(9) Glendengan-Suci 14 Rumah
(10) Kepiring-Suci 8 Rumah
(11) Desa Kemuning Sari Lor 250 m2 padi
(12) Universitas Pembangunan 8 Sepeda motor
(13) Glagahwero 6 Rumah
(14) Dsn Tegalamat-Suci 7 Musholla
(15) Glengseran Dinoyo 5 Rumah
(16) Kali Klepoh 8 Rumah
(17) Sentul/Utara Sungai 7 Rumah
(18) Glagahwero 1 Rusak berat


4. Dusun Delima, Desa Kemiri, Kecamatan Panti

Warga Dusun Delima sampai hari ini tetap tidak mau turun dan mereka bertahan dengan perlengkapan dan makanan seadanya di atas. Menurut informasi Tim SAR OPA, ada seorang ibu yang melahirkan disana. Mengapa warga Dusun Delima ini tidak mau dievakuasi? Kemungkinan besar karena pengalaman yang sangat traumatis saat bencana kemarin itu. Sampai saat ini tidak ada tenaga medis yang mencapai tempat tersebut.


5. Apa Kata Media tentang Bencana di Jember?

Antara:
Mabes Polri masih menyelidiki kemungkinan adanya unsur tindak pidana dalam bencana banjir bandang di Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada awal tahun 2006.

Antara: "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti kesalahan Tuhan, apa mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Banjir bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya bupati Jember harus dimintai pertanggungjawaban," kata pakar hukum lingkungan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr Suparto Wijoyo SH.

Antara: Gubernur Jatim Imam Utomo, saat mendampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie meninjau lokasi musibah di Kecamatan Panti, Jember, Selasa (3/1), secara tegas mengatakan, "Hutannya utuh kok. Banjir itu karena di atas ada cekungan yang berisi air dan selama ini tertahan oleh timbunan kayu dan kemudian ambrol."

Antara: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada masyarakat agar lahan gundul di sekitar lokasi banjir bandang di Jember Jawa Timur dihutankan kembali.

Antara: Menurut Direktur Eksekutif Walhi, Chalid Muhammad, banjir bandang hanyalah salah satu indikator adanya kerusakan pada kawasan hutan sehingga tidak tertutup kemungkinan bencana lainnya akan mendatangi Jawa dan menjadi" menu tahunan" masyarakat Jawa. Walhi menilai, bencana banjir bandang dan tanah longsor tidak terlepas dari inkonsistensi peruntukan kawasan di daerah hulu sehingga berpengaruh pada kawasan di bawahnya.

Antara: Pakar hukum dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya I Wayan Titib Sulaksana SH MH menilai, Menteri Kehutanan (Menhut) dan jajarannya seperti Dinas Kehutanan (Dishut) dan Perum Perhutani di daerah terbukti lemah dalam pengawasan, sehingga bencana banjir dan longsor terjadi dimana-mana, termasuk di Jember yang menewaskan 80 orang lebih.

Antara: Deputi Kementerian Negara Lingkungan Hidup Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan Kapasitas, Isa Karmisa: "Kasus tanah longsor yang terjadi di Jember dan Banjarnegara itu berbeda, jika di Jember diperkirakan akibat perubahan iklim maka di Banjarnegara kalau tidak salah karena penggundulan hutan." Untuk wilayah Jember tutupan lahannya masih terlihat bagus dari foto satelit di mana itu berarti kondisi hutan di Jember masih cukup bagus. "Oleh karena itu saya memperkirakan kasus di Jember terjadi karena dampak dari perubahan iklim global," katanya.

Antara: Kejadian di Jember, menurut Menhut MS Ka'ban, banyak disebabkan kondisi geografi atau geologi Kecamatan Panti dan sekitarnya di lereng bukit Hyang Argopura dengan kemiringan tajam, cekungan-cekungan berair di bukit serta alur air dari atas yang mengarah dalam satu kawasan. Apalagi, hujan di Jember sebelum kejadian cukup deras--diperkirakan mencapai 115 mm-- dan dalam durasi cukup lama, sekitar tiga hari, sehingga tanah menjadi jenuh, tanaman tidak mampu mengikat tanah sehingga timbul banjir bandang dan tanah longsor. Sedangkan di Banjarnegara diperkirakan juga masalah alam, utamanya karena curah tinggi dibarengi dengan desakan penduduk.

The Jakarta Post: Shocked by two separate floods and landslides in Java that have already claimed more than 100 lives, President Susilo Bambang Yudhoyono instructed regional government heads on Thursday to prepare contingency plans to prevent more fatalities.

Suara Pembaruan: Banjir bandang awal tahun itu merupakan banjir terbesar. Sekalipun peristiwa yang sama pernah terjadi pada awal tahun 1990-an, tetapi tidak sedahsyat banjir bandang yang baru lalu. Parahnya kerusakan di Desa Kemiri itu bisa dilihat dari berubahnya bentuk badan sungai. Sungai yang semula berkelok-kelok itu sekarang seperti garis lurus dan melebar.

Suara Pembaruan: Menyusul terjadinya bencana banjir bandang di Jember dan tanah longsor di Purbalingga pemerintah perlu melakukan audit terhadap lingkungan dan pengelolaan hutan di Jawa. Audit itu bisa dilakukan secara internal atau juga melibatkan lembaga negara yang berwenang untuk itu yakni Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Tambah bingung? Kata orang pintar, suatu kebingungan adalah pertanda berfikir (atau malah tanda tidak berfikir :-))


6 Kontak person :

(1) Tim SAR OPA Jember : Farida (0331 - 321367)
(2) Walhi Jatim : Catur (0813 - 36607872)
(3) GPP : Sri Sulistyani/Mimi Harumi (0812 - 4902332)
(4) Hamim : Koko (0812 - 4987947)


7. Bantuan bisa melalui

(1) Tim SAR OPA Jember
- Sekretariat : OPA Mahapena
- Alamat : Kampus FE Universitas Jember, Jln. Jawa 17 Jember
- Telp : 0331 - 321367, Fax : 0331 - 332150
- Email : mapena@yahoo.com
- Kontak person di sekretariat : Farida

(2) Sekretariat GPP
- Jl. Imam Bonjol 32b Jember
- Telp. Fax. 0331-410521 atau HP. 0812-4902332
- BCA Jember 0243981678 a/n Sri Sulistiyani dan Mimi Harumi

(3) Yayasan Hamim
- Jl. Srikoyo No. 4 AB Patrang Jember.
- Telp/fax: 0331-486589, email: hamim@telkom.net
- Bank Mandiri Rek. No. 143-00-0448420-8
14300 KC Jember Alun-Alun a/n : Syaifur Rohman /Uswatun Hasanah.


8. Informasi tentang Bencana Jember

Informasi dan dokumentasi/kliping tentang bencana banjir bandang dan longsor di Jember dapat diakses di :
Blog : Peduli Bencana Jember <
http://bencana-jember.blogspot.com/>
Milis Berita Lingkugnan <berita-lingkungan@yahoogroups.com>


Jember, 7 Januari 2006 Jam 04.15
Djuni "Lethek" Pristiyanto
Email : senoaji@cbn.net.id

-----------------------------------------
My Blog:
# Jalan Setapak adalah Jalan Hidupku
# Berita-Berita Lingkungan Indonesia
# Peduli Bencana Jember
----------------------------------------

0 Comments:

Post a Comment

<< Home